Andongonline. Bogor – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto berharap agar Kota Bogor terus menjaga predikat sebagai The City of Runner. Harapan tersebut ia sampaikan saat menghadiri acara Dedra Run Halalbihalal di Taman Ekspresi, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (20/4/2025).
Bima menyampaikan apresiasi atas semangat pelari di Kota Bogor yang terus tumbuh dan semakin semarak. Ia mengungkapkan bahwa dalam lima bulan terakhir dirinya telah berkeliling ke berbagai daerah di 18 provinsi. Dari pengamatannya, belum ada kota lain yang menyamai Kota Bogor dalam geliat olahraga lari.
“Senang melihat runner semakin ramai, semakin seru, dan mari kita doakan semoga Pak Wali [Kota Bogor] selalu Allah berikan kesehatan, untuk terus menjadikan Bogor tidak terkalahkan sebagai The City of Runner,” katanya.
Ia menyarankan agar Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim mempertahankan predikat The City of Runner dengan cara sederhana, yakni memberikan teladan sebagai pemimpin daerah yang tetap aktif berolahraga lari.
“Kalau tadi Pak Wali tanya gimana caranya untuk mempertahankan Bogor sebagai The City of Runner? Gampang, Pak Walinya lari. Itu saja,” tambahnya.
Bima juga membagikan pengalamannya mengikuti ajang MetaRun di Hutan Kota by Plataran, Senayan. Ia berharap acara serupa dapat diselenggarakan di Kota Bogor. Bahkan, hal itu telah ia sampaikan kepada pemilik Plataran, Yozua Makes.
“Kemarin baru ikut MetaRun di Plataran, ketemu dengan owner Plataran, Pak Yozua Makes, saya bilang buat dong di Bogor,” ujarnya.
Bima juga menyinggung gagasan mengenai kegiatan lari yang melintasi kawasan Istana Bogor. Rencana tersebut akan ia usulkan kepada Presiden untuk merealisasikan impian menghadirkan IstanaRun di Kota Bogor.
“Mari kita wujudkan mimpi kita, ingin sekali ada IstanaRun. Benar, enggak? Pernah membayangkan, enggak? Lari, SSA (jalur pedestrian Sistem Satu Arah), tapi masuk sedikit ke Istana, keluar lagi,” ungkapnya.
Terakhir, ia pun mengajak semua pihak yang hadir untuk berkolaborasi dalam mewujudkan gagasan tersebut. “Bismillah ya kita wujudkan bersama-sama, terima kasih,” pungkasnya.
Berita Terkait
JAKARTA — Institute of Democracy and Education (IDE) Indonesia menggelar kegiatan Ambassador’s Lecture (Kuliah Umum) bersama Duta Besar Republik Tunisia untuk Indonesia, H.E. Mohamed Trabelsi dalam rangka memperingati 65 tahun hubungan bilateral Indonesia-Tunisia (19/6). Kegiatan yang digelar di kantor IDE Indonesia, Menara Bidakara tersebut dihadiri oleh Ketua Harian Institute of Democracy and Education (IDE) Indonesia, Nata Sutisna, para agen travel, influencer, aktivis muda, serta para mahasiswa. Ketua Harian IDE Indonesia, Nata Sutisna mengatakan bahwa hubungan bilateral Indonesia dan Tunisia di bangun di atas semangat persahabatan. “Hari ini kami sangat senang karena kehadiran Duta Besar Tunisia untuk Indonesia, Bapak Trabelsi. Melalui kuliah umum sekaligus peringatan 65 tahun hubungan bilateral Indonesia-Tunisia ini, sebagai organisasi anak muda masa kini, IDE Indonesia ingin menyampaikan bahwa diplomasi yang kokoh di antara Indonesia-Tunisia itu dibangun di atas semangat persahabatan. Artinya, semangat persahabatan harus berbicara di ruang politik, negosiasi ekonomi, dan diplomasi sehingga mewujudkan kebaikan bagi bangsa dan dunia,” ujar Nata yang juga alumni Universitas ternama di Tunisia. Adapun Duta Besar Tunisia untuk Indonesia, H.E. Mohamed Trabelsi menyampaikan bahwa telah banyak kerjasama yang dibangun oleh Indonesia dan Tunisia selama 65 tahun ini, terutama di bidang perdagangan, pendidikan, dan pariwisata. “Selama 65 tahun ini, telah banyak kerjasama yang dibangun oleh Tunisia dan Indonesia. Di bidang perdagangan misalnya, per-tahun 2023 menjapai $253 juta dollar. Indonesia melakukan banyak ekspor minyak kelapa sawit sedangkan impor dari Tunisia adalah minyak zaitun dan kurma. Pun, di bidang pariwisata, per-tahun 2024, jumlah warga negara Tunisia yang berkunjung ke Indonesia mencapai 10.000 lebih wisatawan. Lalu jumlah WNI yang berkunjung ke Tunisia mencapai 1.000 lebih wisatawan,” kata Dubes Trabelsi. Selain itu, ia juga menyebut setiap tahun pemerintah Tunisia memberikan puluhan beasiswa bagi pelajar Indonesia yang melanjutkan studi di Tunisia, terutama dalam bidang ilmu-ilmu keislaman. Nata Sutisna, Ketua Harian IDE Indonesia mengapresiasi kerja pemerintah Indonesia dan Tunisia yang terus memberikan dampak berharga bagi hubungan kedua negara. Terutama, tambah Nata, saat ini wisatawan Indonesia diberikan kemudahan untuk berkunjung ke Tunisia tanpa visa. “Sebagai anak muda, mewakili IDE Indonesia saya sangat mengapresiasi kerja-kerja pemerintah Indonesia dan Tunisia. Saat ini, kami yang berpaspor Indonesia bebas visa berkunjung ke Tunisia. Artinya, diplomasi Indonesia-Tunisia berjalan sangat baik dan penuh persahabatan. Terima kasih Bapak Duta Besar Indonesia di Tunisia dan terima kasih Bapak Duta Besar Tunisia di Indonesia,” tegas Nata.