Andongonline.com| Cirebon, 3 Agustus 2024 – Haul Pondok Buntet Pesantren, yang merupakan peringatan tahunan untuk mengenang para pendiri dan tokoh sepuh pesantren, kini memasuki usia yang ke-108. Kegiatan haul ini memiliki makna mendalam bagi keluarga besar pesantren dan masyarakat sekitar.
K.H. Adib Rafiudin, sesepuh Pondok Buntet Pesantren, menceritakan sejarah haul yang dimulai dari Kiai Abdul Jamil, yang menghauli Kiai Muta’ad. Haul ini merupakan bagian dari tradisi panjang yang diwariskan oleh keluarga besar pesantren. Mbah Adib, yang kini sudah menua, mengenang bagaimana dahulu, ketika masih menjadi santri, beliau mendengar cerita dari Mbah-nya, Kiai Ahmad Zahid Abdul Jamil.
Menurut K.H. Adib, tradisi haul ini tidak memiliki patokan waktu tetap seperti pesantren lainnya yang biasanya mengadakan haul pada bulan tertentu seperti Rajab, Maulud, atau Syawal. Di Pondok Buntet, haul diadakan dengan mempertimbangkan kehadiran dan kebutuhan masyarakat sekitar.
“Haul Buntet itu dimulai dari Kiai Abdul Jamil, dan ada kemungkinan haul ke-108 ini dihitung dari Kiai Abbas ke Kiai Abdul Jamil. Jadi, tidak disebutkan secara spesifik tahun berapa,” ujar K.H. Adib.
Acara haul kali ini tidak hanya melibatkan para kiai, tetapi juga masyarakat Pondok Buntet. Kiai Zulfah sebagai tokoh penting dalam acara tersebut mengatakan bahwa haul ini adalah momen untuk bersilaturahmi dan mengenang jasa para ulama serta warga pesantren. “Semua warga dan tamu berperan dalam acara ini. Hebatnya Buntet, masyarakat menerima semua dengan tangan terbuka,” tambahnya.
Dengan semangat persatuan dan saling menghargai, haul ini mencerminkan penghormatan yang mendalam terhadap para ulama dan pendiri pesantren. Tradisi ini menjadi contoh teladan dalam menghargai warisan dan nilai-nilai keagamaan yang telah diwariskan oleh para pendahulu.