Andongonline | Bogor, 14 Agustus 2025. Memasuki usia ke-64, Gerakan Pramuka Indonesia kembali mengingatkan kita pada nilai-nilai dasar yang menjadi fondasi bangsa: gotong royong, disiplin, kepedulian, dan semangat kebangsaan. Peringatan tahun ini yang mengusung tema “Kolaborasi untuk Membangun Ketahanan Bangsa” menjadi refleksi penting, bukan hanya bagi para anggota Pramuka, tapi juga bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Anggota komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Fuad Al Ansori, berpendapat. “Tema ini hadir di saat bangsa kita menghadapi berbagai tantangan besar—mulai dari dampak perubahan iklim, ketimpangan sosial, ancaman disinformasi, hingga persoalan mentalitas generasi muda di era digital. Di tengah situasi ini, kolaborasi menjadi kunci. Bukan lagi sekadar pilihan, melainkan keharusan. Dan Pramuka, sebagai gerakan pendidikan nonformal yang berakar kuat di masyarakat, memiliki peran penting dalam menggerakkan semangat itu.
Selama lebih dari enam dekade, Gerakan Pramuka telah membentuk jutaan karakter muda yang siap mengabdi dan berkarya. Namun, pertanyaannya kini: sejauh mana nilai-nilai kepramukaan masih relevan di tengah arus zaman yang serba cepat dan individualistik?
Inilah saatnya refleksi dilakukan. Apakah kegiatan Pramuka sudah benar-benar menjadi wadah kolaboratif yang melibatkan lintas generasi, lintas komunitas, dan lintas sektor? Apakah kegiatan kepramukaan hanya menjadi rutinitas tahunan, atau sudah menyentuh akar permasalahan masyarakat secara nyata?
“Refleksi ini penting agar Pramuka tak hanya menjadi simbol masa lalu, tapi juga harapan masa depan. Saat dunia menghadapi tantangan global, Pramuka harus tampil sebagai gerakan yang adaptif, inklusif, dan solutif. Bukan hanya menggelar upacara dan lomba, tetapi juga menciptakan program yang menyentuh kebutuhan nyata masyarakat—mulai dari edukasi digital, pelestarian lingkungan, hingga pemberdayaan ekonomi lokal.” Ujarnya
Dalam konteks ketahanan bangsa, Pramuka memiliki potensi besar sebagai jembatan kolaborasi: antara pemerintah dan rakyat, antara generasi tua dan muda, antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai lokal. Pramuka bukan sekadar tempat belajar baris-berbaris atau tali-temali, tetapi tempat membangun karakter pemimpin masa depan yang tangguh dan peduli.
Dalam menyambut HUT ke-64 ini, marilah kita tidak hanya merayakan, tetapi juga merenung. Sudahkah kita benar-benar menjadikan Pramuka sebagai kekuatan kolaboratif dalam menghadapi tantangan bangsa? Atau jangan-jangan kita masih terjebak dalam romantisme masa lalu?
HUT Pramuka ke-64 adalah kesempatan untuk bangkit. Kesempatan untuk membangun sinergi, menumbuhkan semangat gotong royong, dan memperkuat ketahanan bangsa melalui aksi nyata. Dari gugus depan hingga kwartir nasional, dari pelosok desa hingga kota besar, saatnya Pramuka menjadi motor penggerak kolaborasi menuju Indonesia yang tangguh, adil, dan berkelanjutan.