Andongonline | Pimpinan Anak Cabang (PAC) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dan Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Losari menggelar acara Naharul Ijtima’ yang merupakan agenda rutin triwulan yang bertempat di Pondok Pesantren Al-Qodiriyah Panggangsari tepatnya di Desa Panggangsari, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, pada hari Sabtu (25/1/2025). Kegiatan tersebut dihadiri ratusan kader Muslimat NU dan Fatayat NU yang ada di Kecamatan Losari serta tokoh dan unsur penting di Kecamatan Losari.
Turut hadir dalam acara tersebut Muballigh, KH. Dartam Damiri; Pengasuh PP. Al-Asy’ariyah Kalisari, KH. Faizin Adnan; Ketua Tanfidziyah MWC NU Losari, Kyai Mahfuzhin Abdul Malik; Pengurus PCNU Kabupaten Cirebon; Pengurus PC Muslimat NU Kabupaten Cirebon; Pengurus PC Fatayat NU Kabupaten Cirebon; Camat Losari; Kuwu Desa Panggangsari; Pengurus Ranting NU Panggangsari; Banom NU Ranting Panggangsari; dan masyarakat sekitar.
Sebelum acara dimulai, pembacaan sholawat serta mahallul qiyam dilantunkan oleh Jam’iyyah Dzikir dan Sholawat Nurul Musthofa dari Ponpes Al-Qodiriyah sekaligus menunggu kehadiran para tamu undangan.
Acara dimulai dengan membaca ummul kitab sebagai pembuka, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Setelah itu, seluruh hadirin dipandu oleh Padus Pimpinan Ranting Fatayat NU Panggangsari menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Syubbanul Wathon, dan Mars Fatayat NU.
Acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari tokoh NU Losari dan unsur penting Kecamatan Losari, serta penampilan dari Padus Pimpinan Ranting Muslimat NU Panggangsari.
Acara inti yaitu mauidzoh hasanah yang disampaikan oleh KH. Dartam Damiri dari Cirebon dan ditutup dengan pembacaan do’a oleh KH. Faizin Adnan.
Para hadirin dan jama’ah sangat antusias mengikuti seluruh rangkaian acara ini. Salah satu jama’ah, Anwar Mussadad, mengungkapkan rasa bangganya dapat hadir dalam acara ini. “Alhamdulillah, acaranya berlangsung sangat khidmat dan dipenuhi kemanfaatan,” ujarnya.
Mengusung tema “Keteladanan Rasulullah Kita Teguhkan Ukhuwah dalam Bingkai Aqidah Ahlussunnah Waljama’ah,” Ketua Pimpinan Ranting Muslimat NU Panggangsari, Nyai Eli Hurriyyati menyatakan bahwa dengan meneguhkan ukhuwah satu sama lain menjadi barometer ahlussunnah waljama’ah pada setiap kegiatan.
“Dipercaya sebagai tuan rumah kami ucapkan permohonan maaf serta terima kasih kepada seluruh pihak atas segala usaha dan kerja kerasnya, semoga dicatat sebagai salah satu amal kebaikan. Kekurangan, ukhuwah, dan doa bisa menjadi spirit untuk pengabdian kami,” kata beliau dalam sambutannya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pimpinan Anak Cabang Fatayat NU Losari Uswatun Hasanah mengingatkan agar lebih giat dan semangat dalam berinfaq untuk pembangunan Musholla MWC NU Losari sebagai fasilitas yang akan digunakan oleh seluruh Banom NU Losari.
Sementara itu Kyai Mahfuzhin sebagai Ketua Tanfidziyah MWC NU Losari berpesan kepada seluruh yang hadir agar selalu mengingat perjuangan NU dan mensyukuri atas keutuhan NU.
“Bertepatan dengan peringatan isra’ mi’raj dan harlah NU ke 102, sebagai momen untuk mengingat perjuangan NU, di usia 102 tahun ini layaknya kita syukuri sampai saat ini NU masih utuh dan sebagai bahan evaluasi bagi kita agar lebih baik dalam berorganisasi,” ujar beliau.
“Dari MWC turba untuk sosialisasi menggiatkan kembali program koin NU yang kemaslahatan dan kemanfaatannya dikembalikan untuk Pimpinan Ranting dan Pimpinan Anak Cabang Banom-banom NU Losari agar semakin mudah dalam melaksanakan kegiatan,” tandas beliau menutup penyampaian.
Selain itu, Camat Losari Muklas menyatakan sangat bangga dengan kondisi masyarakat Losari dan warga NU Losari dalam membantu program pemerintah.
“Pemerintah membutuhkan partisipasi masyarakat dalam membangun pemerintah kecamatan. Dan untuk mencapai kesejahteraan kita harus menjaga kesatuan dan persatuan serta menjaga pergaulan masyarakat dan anak anak,” lapor camat.
Pada kesempatan tersebut, KH. Dartam Damiri menyampaikan beberapa hikmah peristiwa isra’ mi’raj dalam kehidupan.
“Bersihkan hati baik dzohir dan bathin kita dari penyakit hati supaya sehat dan aflah (bahagia). Jangan menjadi orang hasud yang memiliki penyakit hati itu tidak mendapat pahala sebab penyakitnya tersebut dibuat sendiri,” dawuh beliau.
“Sombong ialah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain, hanya dengan mengingat Allah (dzikir) hati kita akan menjadi tenang,” tambah beliau.
Dan di akhir penyampaian KH. Dartam Damiri agar senantiasa menjaga syari’at yaitu sholat. “Intisari isra’ mi’raj adalah sholat lima waktu,” tutup beliau.