MENJAGA UKHUWAH NAHDLIYYAH DI TENGAH PERBEDAAN PILIHAN POLITIK

MENJAGA UKHUWAH NAHDLIYYAH DI TENGAH PERBEDAAN PILIHAN POLITIK

Andongonline | Dalam konteks politik Indonesia, keberagaman pandangan dan pilihan politik di antara Nahdliyyin (warga NU) adalah fenomena lumrah. Uniknya, hal ini selalu menjadi ujian tersendiri bagi ukhuwah Nahdliyyah dalam setiap gelaran pesta demokrasi. Namun, menjaga harmonisasi dan ukhuwah Nahdliyyah di tengah perbedaan pilihan politik adalah hal yang sangat esensial dan fundamental dari nilai-nilai NU yang menjunjung tinggi ruh demokrasi dan politik kebangsaan yang inklusif.

Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa perbedaan pendapat dalam politik adalah hal yang wajar dan merupakan bagian dari demokrasi yang sehat. Warga Nahdliyyun harus menyadari bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih partai politik serta calon anggota legislatif (caleg) maupun calon presiden dan calon wakil presiden (capres dan cawapres) sesuai dengan keyakinan dan kriteria masing-masing.

Untuk menjaga ukhuwah Nahdliyyah, komunikasi yang baik dan saling pengertian sangat diperlukan. Warga Nahdliyyin harus mampu berdiskusi secara terbuka dan damai tentang perbedaan pandangan politik mereka, tanpa mengorbankan hubungan persaudaraan yang telah terjalin. Meskipun masing-masing memiliki alasan dan pertimbangan logis dalam pilihan politiknya, namun kultur keakraban yang menjadi ciri khas warga Nahdliyyin tak semestinya buyar seketika lantaran atmosfer politik yang memanas.

Selain itu, penting untuk menghormati pilihan politik satu sama lain. Meskipun memiliki pandangan yang berbeda, warga Nahdliyyin semestinya menghargai hak setiap individu untuk memiliki pandangan politiknya sendiri. Dalam hal ini idealnya sesama Nahdliyyin menghindari opini negatif dan stigmatisasi buruk terhadap mereka yang memiliki pandangan serta pilihan politik yang berbeda. Ujaran kebencian, caci-maki, hujat-menghujat dan segala bentuk persepsi negatif di antara sesama Nahdliyyin seharusnya dihindari jika kesadaran ukhuwah diletakkan di atas kepentingan politik.

Baca Juga :   Kick Off Pemasangan Spanduk dan Stiker Program GKMNU Se-Jabar : Satgas Kota Depok turut andil dalam acara tersebut di Kelurahan kalibaru, Kota Depok

Wawasan politik yang luas serta Kesadaran politik yang bijak juga merupakan keniscyaan yang harus dimiliki oleh warga Nahdliyyin, sehingga membangkitkan kesadaran bersama untuk konsisten menjunjung tinggi ukhuwah Nahdliyyah di tengah kontestasi politikk. Karena itu, warga Nahdliyyin harus dibekali dengan pengetahuan dan wawasan yang proporsional tentang sistem politik, nilai-nilai demokrasi, dan proses pemilihan umum, sehingga mereka dapat membuat keputusan politik yang lebih terdidik dan rasional.

Terakhir, menghindari politisasi agama dan menjaga ketulusan nilai-nilai agama dalam kehidupan politik adalah kunci untuk mempertahankan ukhuwah Nahdliyyah. Hal ini setidaknya untuk mereduksi konflik horizontal serta memperkuat hubungan persaudaraan di antara warga Nahdliyyin. Sungguh naif, jika urusan politik yang masuk ranah furu’iyyah-ijtihadiyyah justru meruntuhkan doktrin agama yang fundamental semisal ukhuwah dan akhlak lainnya, gegara ulah politisasi agama.

Dengan mempraktikkan nilai-nilai toleransi, dialog terbuka, dan saling pengertian, menjaga ukhuwah Nahdliyyah meskipun berbeda pilihan politik adalah mungkin. Ini bukan hanya tentang mempertahankan persatuan di antara warga Nahdliyyin, tetapi juga tentang memperkuat fondasi demokrasi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. Nahdlatul Ulama selalu menjadi garda terdepan yang mengawal NKRI termasuk proses demokrasi, sehingga warga Nahdliyyin seharuanya menjadi teladan bagi elemen lain demi kejayaan Indonesia yang tercinta ini… 🇮🇩🇮🇩🇮🇩

Baca Juga :   Suara Pendukung Pilpres Dari Kota Depok Paling Tidak Penting?

Penulis  : Kang Ifath
(Padepokan Al-Bahrain)

Editor : Dubil