Relasi kehidupan manusia baik kaitanya dengan sesama, dengan tuhan atau dengan makhluk hidup lainya jika didasari dengan cinta tentu akan menciptakan hubungan simbiotik yang baik. Oleh karenanya Allah Swt dan Rasul-Nya memerintahakan manusia untuk selalu mencintai makhluk hidup yang ada di bumi tanpa terkecuali.
Rasulullah Saw bersabda :
الرحمون يرحمهم الرحمان ارحمو من فى الارض يرحمكم من فى السماء””
Artinya : “ Orang-orang yang mengasihi (sesama makhluk hidup) akan dikasihi oleh Allah dzat yang maha pengasih, kasihilah makluk yang ada dibumi maka makhluk langit akan mengasihi kalian”. Telah jelas dalam hadist diatas rasul memerintahkan kita agar selalu menjadi pribadi pencinta kepada setiap makhluk hidup baik hewan, tumbuhan apalagi terhadap sesama manusia.
Seseorang yang menaruh rasa cinta terhadap suatu objek tertentu tentunya tidak akan mungkin rela membiarkan objek tersebut menjadi rusak dan hancur, melainkan akan selalu menjaga dan merawat objek yang dicintai tersebut. Alangkah indahnya sabda Rasul Saw diatas yang menyuruh kita untuk mencintai segala sesuatu yang ada dibumi, dengan demikian semakin banyaknya objek yang kita cintai dibumi ini pastinya akan semakin banyak pula objek yang kita jaga dan rawat karena kita menginginkan ada kerusakan terhadap objek tersebut.
Dalam sabda rasul tersebut juga ditutur bahwa Allah SWT akan mencurahkan rahmat atau kasih-Nya kepada hamba-Nya yang senantiasa meletakan cinta untuk mendasari hubungan kehidupanya. Lebih jelasnya dalam hadist tersebut ditutur barang siapa yang selalu mencintai makhluk yang ada dibumi maka makhluk yang ada dilangit akan mencintainya, diantara makhluk langit adalah malaikat yang tidak ada satu orang pun mengetahui jumlah malaikat tersebut karena saking banyaknya.
Dalam kitab “Mirqotu Su’udi Tashdiqi fi Syarhi Sullam At-taufiq” diceritakan bahwa setelah wafatnya Imam Al- Ghazali, Salah seorang sahabatnya bermimpi bertemu denganya. Didalam mimpi tersebut, sahabatnya menanyakan sesuatu perihal kondisi setelah wafatnya Imam Ghazali. Tentunya mimpi tersebut bukan sembarang mimpi dan yang dijumpai oleh sahabatnya tersebut adalah benar-benar Imam ghazali bukan syetan yang menyerupainya karena syetan tidak akan bisa menyerupai orang-orang saleh seperti beliau.
Imam Ghazali dalam mimpi sahabatnya itu menerangkan bahwa yang membuat beliau mendapat rahmat Allah dan diampuni segala dosanya bukanlah amal saleh beliau seperti solat, puasa, zakat dan sebagainya, amal tersebut tidak mendapaat penerimaan sedikitpun. Akan tetapi pada suatu malam ketika Imam Gozali sedang duduk menulis kitab karanganya, ada seekor lalat yang hinggap ditempat tinta milik beliau dan lalat tersebut terlihat meminum tintanya.
Melihat lalat tersebut kehausan, Imam Gozali tidak berani mengganggu lalat tersebut dan membiarkan lalat itu selesai minum . beliau bersikap seperti itu karena wujud kasih sayangnya kepada sesama makhluk Allah, berkat kejadian tersebutlah Imam Gozali diampuni dosa dan diberi rahmat oleh Allah.
Dari kisah tersebut terdapat sebuah pelajaran yang dapat kita ambil agar senantiasa mencintai makhluk Allah apapun itu tanpa terkecuali, barangkali dengan sebuah sikap atau tindakan kecil yang kita perbuat dengan dasar memberikan kebaikan kita bisa memperoleh ampunan dan rahmat-Nya. Wallahu A’lam.
*Moh. Rifqi S.A (MATAN Kab. Bandung)