Andongonline. Depok. Lebaran Depok hari ke dua dibuka langsung oleh Wakil Walikota Depok Chandra Rahmansyah yang dikemas dalam acara Nyuci Perabotan di Rumah Budaya, Rawa Denok, Kecamatan Pancoran Mas, Senin (12/05/25).
Tradisi Nyuci Perabotan di lakukan dilakukan oleh ibu ibu yang Mengenakan kebaya dan ikat untuk mengingatkan kita seperti zaman dulu
Mereka (Ibu ibu) pun mencuci beberapa dandang dan salang keranjang) dari rotan menggunakan sabun dan serabut kelapa
Wakil Walikota Depok Chandra Rahmansyah menjelaskan bahwa tradisi Nyuci Perabotan yang sebagai simbol kearifan lokal warga Betawi Depok dalam menyambut hari Lebaran Idulfitri.
“Mencuci perabot bukan hanya soal kebersihan fisik, tapi menyimbolkan kesiapan jiwa,” ucap Chandra dalam sambutannya.
Ini juga Filosofinya, dengan perabotan yang bersih mencerminkan rumah tangganya tertata penuh kedamaian dan keberkahan.
Dengan melalui acara ini,Chandra Rahmansyah ingin budaya kebersihan yang sudah diterapkan sejak orang tua zaman dulu agar terus dilestarikan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
” acara ini akan terus jadi pengingat bahwa budaya bukan sesuatu yang harus kita simpan dalam museum,akan tapi harus dihidupkan, dirayakan, dirawat, dan diwariskan dalam bentuk menyenangkan dan mendidik seperti kegiatan hari ini,” ujarnya
Dalam rangka acara ini Wakil Walikota Chandra Rahmansyah yang telah menyampaikan bahwa temannya Bebersih, Lebaran Depok 2025 akan berlangsung sangat meriah.
Berbagai perlombaan, pentas seni dan budaya akan tampil dengan melibatkan semua kalangan di Kota Depok
Selain itu menampilkan berbagai perlombaan pentas seni dan budaya akan tampil dengan melibatkan semua kalangan di Kota Depok.
Lanjutnya, banyaknya unsur yang terlibat pada Lebaran Depok tahun ini membuktikan bahwa Kota Depok adalah kota yang heterogen dan multi kultural.
“Semua ini wujud nyata semangat kita untuk menjaga jati diri Depok sebagai kota yang berbudaya dan ramah keluarga. Sebagai mana sejalan dengan visi pembangunan Kota Depok bersama Depok Maju, kota Berbudaya, Sejahtera dan Berkelanjutan. Dengan taglinenya Depok Sama-Sama Berlari,” paparnya.
“Makanya kita tidak akan meninggalkan tradisi akar tradisi dalam geliat modernisasi hari ini yang terus melaju,” pungkasnya
Berita Terkait
JAKARTA — Institute of Democracy and Education (IDE) Indonesia menggelar kegiatan Ambassador’s Lecture (Kuliah Umum) bersama Duta Besar Republik Tunisia untuk Indonesia, H.E. Mohamed Trabelsi dalam rangka memperingati 65 tahun hubungan bilateral Indonesia-Tunisia (19/6). Kegiatan yang digelar di kantor IDE Indonesia, Menara Bidakara tersebut dihadiri oleh Ketua Harian Institute of Democracy and Education (IDE) Indonesia, Nata Sutisna, para agen travel, influencer, aktivis muda, serta para mahasiswa. Ketua Harian IDE Indonesia, Nata Sutisna mengatakan bahwa hubungan bilateral Indonesia dan Tunisia di bangun di atas semangat persahabatan. “Hari ini kami sangat senang karena kehadiran Duta Besar Tunisia untuk Indonesia, Bapak Trabelsi. Melalui kuliah umum sekaligus peringatan 65 tahun hubungan bilateral Indonesia-Tunisia ini, sebagai organisasi anak muda masa kini, IDE Indonesia ingin menyampaikan bahwa diplomasi yang kokoh di antara Indonesia-Tunisia itu dibangun di atas semangat persahabatan. Artinya, semangat persahabatan harus berbicara di ruang politik, negosiasi ekonomi, dan diplomasi sehingga mewujudkan kebaikan bagi bangsa dan dunia,” ujar Nata yang juga alumni Universitas ternama di Tunisia. Adapun Duta Besar Tunisia untuk Indonesia, H.E. Mohamed Trabelsi menyampaikan bahwa telah banyak kerjasama yang dibangun oleh Indonesia dan Tunisia selama 65 tahun ini, terutama di bidang perdagangan, pendidikan, dan pariwisata. “Selama 65 tahun ini, telah banyak kerjasama yang dibangun oleh Tunisia dan Indonesia. Di bidang perdagangan misalnya, per-tahun 2023 menjapai $253 juta dollar. Indonesia melakukan banyak ekspor minyak kelapa sawit sedangkan impor dari Tunisia adalah minyak zaitun dan kurma. Pun, di bidang pariwisata, per-tahun 2024, jumlah warga negara Tunisia yang berkunjung ke Indonesia mencapai 10.000 lebih wisatawan. Lalu jumlah WNI yang berkunjung ke Tunisia mencapai 1.000 lebih wisatawan,” kata Dubes Trabelsi. Selain itu, ia juga menyebut setiap tahun pemerintah Tunisia memberikan puluhan beasiswa bagi pelajar Indonesia yang melanjutkan studi di Tunisia, terutama dalam bidang ilmu-ilmu keislaman. Nata Sutisna, Ketua Harian IDE Indonesia mengapresiasi kerja pemerintah Indonesia dan Tunisia yang terus memberikan dampak berharga bagi hubungan kedua negara. Terutama, tambah Nata, saat ini wisatawan Indonesia diberikan kemudahan untuk berkunjung ke Tunisia tanpa visa. “Sebagai anak muda, mewakili IDE Indonesia saya sangat mengapresiasi kerja-kerja pemerintah Indonesia dan Tunisia. Saat ini, kami yang berpaspor Indonesia bebas visa berkunjung ke Tunisia. Artinya, diplomasi Indonesia-Tunisia berjalan sangat baik dan penuh persahabatan. Terima kasih Bapak Duta Besar Indonesia di Tunisia dan terima kasih Bapak Duta Besar Tunisia di Indonesia,” tegas Nata.