KH. Yudi Irfan Daniel: Budayawan Muda Penggerak Kebudayaan dan Lingkungan Sunda

Nama KH. Yudi Irfan Daniel, M.Ag., semakin dikenal sebagai sosok budayawan muda yang berpengaruh dan inspiratif. Lahir dari keluarga yang sarat dengan nilai keagamaan, putra KH. Sofyan Zaeni dan H. Siti Julaeha ini telah menorehkan berbagai prestasi di bidang kebudayaan, pendidikan, dan keagamaan.

Kang Yudi, begitu ia akrab disapa, mencuat di dunia kebudayaan setelah mendirikan Paguyuban Seni Budaya Sunda Satria Sunda Sakti (S3), sebuah organisasi dengan puluhan ribu anggota yang tersebar di seluruh Provinsi Jawa Barat. Paguyuban S3 ini dikenal berkat pendekatan inovatif dalam melestarikan budaya Sunda, salah satunya dengan mendirikan Sekolah Silat Satria Sunda Sakti, yang mengintegrasikan seni bela diri dengan musik, sebuah terobosan yang belum pernah ada sebelumnya. Sekolah ini dirancang dengan standar setara lembaga pendidikan formal, lengkap dengan kurikulum, sarana prasarana, dan tenaga pengajar berkualitas.

Tidak berhenti di situ, Kang Yudi juga bercita-cita mendirikan sekolah-sekolah seni lainnya, seperti jaipongan dan karawitan, guna melestarikan kekayaan budaya Sunda yang beragam. Selain berfokus pada seni budaya, Kang Yudi membangun Pesantren Budaya sebagai orientasi akhir dari segala aktivitas kesundaannya. Pesantren ini diharapkan menjadi pusat pendidikan yang memadukan nilai-nilai Islam dan kebudayaan Sunda dalam satu kesatuan yang utuh.

Baca Juga :   Semarak Gema Ramadan 1445 Hijriah : Ikatan Remaja Masjid (IKREMA) An-Najat di RW 06 Kelurahan Ratujaya Sukses Menggelar Berbagai Kegiatan Islami Demi Cetak Generasi Muda Islami

Sebagai pionir gerakan lingkungan, Kang Yudi mendirikan Serlok Bantaran, sebuah badan otonom di bawah Satria Sunda Sakti yang bergerak di bidang lingkungan hidup. Menurutnya, kebudayaan Sunda tidak bisa dipisahkan dari alam sekitarnya, sehingga upaya pelestarian lingkungan menjadi bagian integral dari pelestarian budaya.

Kang Yudi juga dikenal sebagai pribadi rendah hati meskipun memiliki prestasi dan kedalaman ilmu yang luar biasa. Bahkan ketika ditawari bergabung dalam dewan beberapa partai politik ternama, ia menolak. Baginya, menjaga identitas kesundaan adalah bentuk politik yang sesungguhnya. Ia percaya bahwa ajaran-ajaran kesundaan dapat menjadi solusi untuk mengentaskan masalah kelaparan, khususnya melalui program ketahanan pangan dan perelek yang sedang diperjuangkannya.

Sebagai akademisi, Kang Yudi saat ini aktif sebagai dosen di Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan menjabat sebagai Koordinator Bidang Keagamaan di Unikom. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Ketua Yayasan PONPES Sukasindang di Soreang, Ketua Yayasan Pesantren Budaya Satria Buana Nusantara di Leles Garut, serta Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Al-Iman. Di bidang literasi, Kang Yudi telah menerbitkan sejumlah buku rujukan, di antaranya *Praktik Ibadah Berdasarkan al-Qur’an dan Hadits Nabi yang Sahih*, *Philosophy of Pen: Panduan Menulis Buku Perspektif Islam*, *Pendidikan Karakter Keluarga Islami*, dan beberapa karya lainnya.

Baca Juga :   Ranting NU Pasir Putih Gelar Rutinan Pembacaan Qasidah Burdah, Perkuat Iman dan Ukhuwah

Meskipun telah mencapai banyak prestasi, Kang Yudi tetap dikenal sebagai pribadi yang santun, rendah hati, dan menghargai setiap orang di sekelilingnya. Sikapnya yang selalu ramah dan tidak sombong membuatnya dihormati, tidak hanya oleh masyarakat umum, tetapi juga oleh para pejabat yang mengagumi sosoknya.